ATURAN –
ATURAN SEKOLAH
Peraturan
di sekolah di buat untuk menciptakan
Ketertiban
dan keamanan di lingkungan sekolah.
Semua warga
sekolah hars mematuhi tata
tertib yang
berlaku.
A. Peraturan Sekolah dan
Manfaatnya
Peraturan dibuat untuk dilaksanakan, bukan untuk dilanggar. Tujuannya
agar bisa hidup tertib, saling menghormati, dan saling menguntungkan.
Peraturan di sekolah
dirundingkan dan dibuat bersama-sama oeh guru dan siswa. Jadi peraturan sekolah
bukan hanya dibuat oleh guru dan bukan pula oleh siswa. Peraturan meerupakan
asil musyawarah bersama. Oleh karena itu, peraturan sekolah berlaku untuk
semuanya.
Peraturan ada yang tertulis dan
ada juga yang tidak tertulis. Akan
tetapi, peraturan tertulis maupun tidak tertulis, semua orang harus mematuhi dan
melaksanakannya.
Menurut peraturan yang tertulis,
guru maupun siswa harus datang tepat waktu dan plang setelah bel pulang
berbunyi. Jika salah seorang terlambat datang ke kelas, yang lain akan merasa
terganggu. Misalnya, jika seorang siswa datang terlambat msuk kelas, kegiatan
belajar di kelas akan terhenti sejenak.
Contoh peraturan sekolah
tertulis lainnya, semua siswa harus memakai pakaian seragam sekolah. Tujuannya
agar semua siswa terlihat rapi dengan pakaiannya. Pakaian searagam dapat
mengurangi perbedaan antara siswa kaya dan miskin. Perbedaan kaya dan miskin
bisa mengganggu hubungan antar siswa di sekolah.
Setiap sekolah memiliki
peeraturan tertulis tentang kewajiban menjaga kebersihan dan keindahan.
Tujuanny agar lingkungan sekolah tetap beersih dan terlihat indah. Peraturan
itu bukan hanya untuk dihafal dan diingat, melainkan untuk dilaksanakan.
Adapun contoh peraturan sekolah
yang tidak tertulis, antara lain tidak jajan sembarangan, menabung dan ikut
menjadi anggota kopeerasi sekolah.
Membiasakan hidup tertib di
sekolah dapat kebiasaan hidup di rumah dan di lingkungan rumah. Misalnya siswa
terbiasa antre masuk sekolah. Dia juga akan antre ketika membeli tiket kereta.
Hidup tertib dan kebiasaan antre dapat dilatihkan dan dipraktikkan di sekolah.
Ketika guru Pengetahuan Sosial
menjelaskan tentang peraturan sekolah, tiba – tiba Ami mengangkat tangan sambil
berkata, “Ibu guru bagaimana kalau kita mempelajari peraturan yang ada,
jenis-jenis pelanggaran dan akibat-akibatnya?”
“Usul yang baik, Ami. Akan
tetapi, sebelum melakukan kegiatan itu dulu soal ini, kata ibu guru mengakhiri
pelajarannya.
B.
Mempelajari Peraturan Sekolah
“Anak-anak,
pada pertemun lal pertanyaan Ami belum dapat dijawab. Pertanyaan dan usulannya
adalah agar semua siswa mempelajari peraturan sekolah,
pelanggaran-pelanggarannya, dan akibat-akibatnya. Oleh karena itu, ibu akan
menugaskan kalian secara perorangan, “kata Ibu guru ketika memulai pelajaran.
Tugas kalin melihat, mengamati
dan merasakan peeraturan yang sering dilanggar oleh kita semua. Ibu juga akan
menugaskan apa yang kalian rasakan selama ini di sekolah. Lakukan kegiatan ini
di dalam atau di luar kelas. Kalian dapat mengerjakan tugas ini pada jam
pelajaran Pengetahuan Sosial, waktu istirahat atau pulang sekolah. Setelah itu
kalian harus membuat laporan dan mengajukan beberapa usulan,” lanjut ibu guru.
Para siswa kemudian melakukan
pengamatannya masing-masing, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.
Seperti biasa, Ami, Ucok, dan
Leoni sebagai sahabat dekat memulainya dengan berdiskusi. Mereka membahas
masalah yang paling sering terlihat dan terasa oleh mereka.
Hasil diskusi tersebut
didapatkan tiga hal yang akan diamati . Pertama, halaman sekolah khususya di
daerah kantin yang sering kotor karena sampah. Kedua, keadaan WC sekolah yang
kotor dan bau. Ketiga, Masalah jalan di depan sekolah yang sering macet.
Kemacetan sering terjadi pada saat jam sebelum dan sesudah kegiatan di sekolah.
Selanjutnya mereka membagi tugas
masing-masing. Leoni mengamati anak-anak yang jajan di kantin. Ucok mengamati
keadaan WC di sekolah. Aapun Ami mengamati kemacetan yang serng terjadi di
depan sekolah.
Setelah selesai , semua siswa
membuat laporan kelas. Leoni, Ami, dan Ucok jga melaporkan hasil pengamatannya.
Menjaga Kebersihan Lingkungan dan halaman sekolah.
“Kita
mempunyai peraturan tertulis tentang ketertiban, kebersihan, dan keindahan yang
disingkat menjadi K3. K3 sudah ditempel di dinding sekolah. Setelah saya amati,
kebersihan sekolah tidak terjaga dengan baik.
Anak-anakyang jajan dikantin, masih suka membuang sampah ke sembarangan
tempat. Tempat sampah yang ada tidak digunakan. Padahal, membuang sampah
sembarangan merugikan orang lain, selain telah langgar k3,” jelas Leoni membuka
laporannya.
“
Oleh karena itu, usulan saya adalah sebagai berikut.
1.
Memberikan sanksi terhadap mereka
yang membuang sampah sembarangan
2.
Menyediakan tempat sampah lebih
banyak tempat
3.
Menghias tempat sampah menjadi
tempat yang bagus dan indah agar kita mau mendekatinya untuk membuang sampah
sampah disana, “ papar Leoni.
“Apa
bentuk sanksi trhdap mereka yan membuang sampah sembarangan, Leoni?” tanya Ibu
Guru.
“
Kita minta dia untuk mencari sepuluh
buah sampah dihalaman dan membuangnya ke tempat sampah,” jawab Leoni.
“
Bagus sekali usulannya, Leoni. Apakah semua setuju?” tanya Ibu Guru.
“
Setuju,” seru seluruh siswa.
“
Mudah- mudahan usulan Leoni dapat kita laksanakan bersama. Usulan memperbanyak
tempat sampah akan ibu sampaikan kepada Kepala Sekolah. Adapun usulan menghias
tempat sampah dapat kita laksanakan bersama. Mudah-mudahan minggu depan kita
akan melaksanakannya, kata Ibu Guru.
Menjaga
Kebersihan WC Sekolah
“
Saya setuju dengan usulan Leoni, Bu. Kebersihan dan keindahan adalah tanggung
jawab kita semuanya. Sekolah yang kotor karena sampah pasti akibat tindakan
penghuninya, yaitu kita semua,” Ucok menambahkan.
“
Betul sekali. Sekalian saja, coba apa yang akan kamu laporkan dan usulkan dari
hasil pengamatanmu,” kata Ibu Guru.
“
Saya mengamati keadaan WC sekolah WC disekolah kita menjadi tempat yang kotor
dan bau. Kemungkinan, penyebabnya orang tidak membersihkan lagi atau
menyiramnya dengan air. Selain itu, banyak juga orang yang membuang sampah di WC,” Kata Ucok.
“
Bagaimana kamu tahu kalau orang yang buang air kecil (kencing) di WC dan tidak
disiram kembali? Pasti kamu mengintip, ya?” tanya temannya diikuti dengan tawa
seluruh kelas.
“Bukan
mengintip, saya hanya menduga. Kenyataannya, WC di sekolah kita kotor dan bau,”
jawab Ucok.
“
Akan tetapi, WC sekolah menjadi bau juga disebabkan aliran air ke sana tidak
lancar. Hal ini menambah buruk keadaan WC kita,” jelas Ucok.
Ucok
melanjutkan, “ Oleh karena itu, saya mengusulkan beberpa hal, yaitu sebagai
berikut.
1.
Membuat pengumuman yang ditempel
pada dinding WC
2.
Sama seperti usulan Leoni, saya
mengusulkan agar ada sanksi terhadap mereka yang tidak menjaga kebersihan di
WC. Sanksinya menyuruh dia membersihkan WC, misalnya.
3.
Melatih kita semua untuk
menggunakan WC. Kemungkinan siswa yang tidak menjaga kebersihan di WC
disebabkan tidak memiiki keterampilan menggunakan WC.”
“
Sebelum ibu bertanya pada kalian, ibu akan menyatakan setuju atas usulan Ucok.
Kebetulan, Ibu sudah punya rencana melatih kalian antre ke WC. Ibu juga akan
melatih kalian cara menggunakan WC dengan baik. Oleh karena itu, pada pelajaran
yang akan datang kalian harus membawa peralatan yang diperlukan. Misalnya,
sikat untuk membersihkan WC. Selain itu, kalian harus membuat pengumuman berisi
tulisan yang diusulkan Ucok. Tulisan yang paling baik akan ditempel di WC
sekolah, “ kata Ibu Guru menanggapi usulan Ucok.
Ketertiban
di Lingkungan Sekolah
Ami
mendapat giliran terakhir melaporkan hasil pengamatannya. Dia membacakan hasil
pekerjaannya.
“
Masalah yang ada di sekolah kita adalah masalah tertib masuk dan keluar
sekolah. Saya mengamati kegiatan orang yang keluar-masuk sekolah. Saya juga
mengamati ketidakteraturan di depan sekolah kita.
Banyak
mobil dan angkutan kota berhenti didepan
sekolah. Kendaraan tersebut menaikkan dan menurunkan penunpang
seenaknya. Apalagi ada beberapa siswa yang sengaja menunggu kendaraan di depan sekolah. Padahal di sana
ada larangan berhenti dan parkir bagi kendaraan beermotor,” kata Ami.
“
Kata Bapak, tanda S dicoret berarti dilarang berhenti. Tanda P dicoret berarti
dilarang parkir. Diantara teman-teman kadang-kadang menunggu angkutan kota
didepan tanda tersebut. Akibatnya, sopir angkutan kota pun menghentikan
mobilnya di depan tanda tersebut.
“
Suasana di depan sekolah menjadi tidak teratur. Banyak diantara siswa kesulitan
keluar atau masuk sekolah. Teman-teman juga sering menyeberang jalan di
sembarangan tempat. Padahal, zebra cross atau tempat menyeberang telah
disediakan. Namun, Diantara kita lebih sering menyeberang jalan persis didepan
gerbang masuk sekolah kita. Ternyata, kebiasaan antre, tertib dan taat terhadap
peraturan itu susah dilaksanakan,” jelas
Ami.
“Apakah
kalian merasakan dan melihat hal yang sama seperti yang Ami sebutkn tadi?”
tanya Ibu Guru.
“
Betul, Bu, “ jawb siswa serentak .
“Akan
tetapi, jika ada bapak dan ibu polisi, keadaan lalu lintas pasti akan menjadi
lancar,” jawa siswa yang lain.
“
Lalu usul mu apa Ami?” tanya Iu Guru.
“
Usul saya adalah melatih kita semua cara anter keluar dan masuk sekolah. Kita
juga perl berlatih cara menyeberang jalan yang baik dan cara naik turun
angkutan kota yang benar. Kita juga
perlu mengenal rambu-rambu lalu lintas. Mungkin belum semua diantara kita
mengetahui apa arti S dan P yang dicoret,’’ Kata Ami.
“Kebetlan
yang diusulkan Ami sudah menjadi rencana pelajaran Ibu pada pertemuan yang akan
datang.
Ternyata,
usulan kalian bagus-bagus. Ibu setuju atas usulan kalian semua. Ibu akan
melatih kalian berbagai keterampilan yang diusulkn Ami,” janji Ibu Guru.
“
Lalu, bagaimana dengan sopir angkutan yang berhenti seenaknya dimulut gerbang
sekolah kita, Bu?” tanya Leoni.
“Itu
bukan urusan kita, melainkan menjadi tanggung jawab bapak dan ibu polisi.
Namun, jika Ibu sebagai penumpangnya, Ibu akan menegur sopir angkutan yang
melanggar tersebut. Ibu sendiri tidak akan meminta supir menghentikan kendaraannya di tempat yang
dilarang. Jadi, kita pun sebagai penumpang tidak mendorong pengemudi berbuat
salah jawab Ibu Guru.
Semua
siswa mengingat- ingat betul kata-kata Ibu Guru. Mereka berjanji akan mempraktikkan
peraturan-peraturan yang ada, seperti antre, tertib membuang sampah, dan
menaati peraturan sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar